Namun, tentu saja banyak juga yag menghindarinya karena merasa ragu dengan kebersihan dan manfaat kesehatan yang didapat.
Dr. Ir. Drajat Matianto M. Si dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan, dengan membeli gorengan pinggir jalan itu, Anda sama saja dengan membantu keuangan si pedagang. Sudah tentu itu sangat bagus. Tapi, ada satu hal yang harus dilakukan si pembeli pada pedagang gorengan, yaitu mengingatkannya.
"Kita, sebagai pembeli, harus mengingatkan mereka bahwa strategi jualan yang mereka lakukan seringkali salah. Mereka sering menggunakan minyak yang berulang kali," kata Drajat, saat diwawancarai Liputan6.com, dalam acara `Makanan Gorengan? Why Not!`, yang dilaksanakan Kamis malam, yang ditulis Jumat (21/6/2013).
Sebagai pembeli, kita harus berani mengatakan, minyak yang digunakan pedagang gorengan tidak boleh digunakan berulang kali. Bila minyak sudah berubah warna menjadi hitam, itu sangat bahaya untuk kesehatan.
"Terlebih kalau pedagang membeli minyak yang relatif murah. Malah tak jarang, membeli minyak goreng bekas. Itu sangat bahaya," jelas pria berbadan gemuk tersebut.
Selain itu, gorengan pinggir jalan, tambah Drajat, sudah menghasilkan senyawa yang tidak baik untuk kesehatan. Apalagi, kalau gorengan itu dibungkus dengan kertas bekas. Sudah tidak sehat, ditambah dari kertas pula.
"Kertas bekas yang biasa digunakan ketika membeli gorengan mengandung logam berat. Logam berat bercampur dengan makanan yang menggunakan minyak bekas, berapa bahayanya itu," kata Drajat.
"Jadi, saya sarankan kalau mau membeli gorengan pilihlah penjual gorengan yang menggunakan minyak tidak berulang. Yang salah kan minyaknya, minyaknya yang menjadi pembeda. Yang dijual sama saja sebenarnya. Tahu, tempe, dan sebagainya," pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar